Museum Islam Samudra Pasai Terkini

 

Museum Islam Samudra Pasai

Museum Islam Samudra Pasai saat ini adalah perkembangan dari museum  Malikussaleh yang dulunya berada di sekitaran Islamic Centre, Lhokseumawe. Awalnya bangunan rumoh Aceh, kini Museum Samudra Pasai memiliki bangunan yang megah, besar dan indah. Bangunan  gedungnya memiliki interior yang melingkar, yang mendukung storytelling museum bersifat fase-fase sejarah. Bagain depannya luas dan mendukung  biorama, sementara tingkat duanya memiliki ruangan yang juga melingkar  dan dapat dijadikan ruang penyimpanan, kantor, dan tata pamer lainnya. 

Sekarang usia bangunan gedung Museum Islam Samudra Pasai menjelang sepuluh tahun, banyak bagian dari sudut bangunan gedung Museum Islam Samudra Pasai mulai keropos yang setiap tahunnya dianggarkan anggaran perbaikan ringan dinding dan anggaran perbaikan ringan tiang bangunan gedung. Itulah keadaan Museum Islam Samudra Pasai Terkini

Lokasi Museum Islam Samudra Pasai saat ini cukup strategis dan  mendukung untuk dijadikan living museum. Akses jalan menuju lokasi Museum Islam Samdura Pasai sudah beraspal. Letaknya berdampingan  dengan Menara Samudra Pasai menjadi suatu alasan paling utama bahwa letak museum saat ini sangat baik bagi pusat konsentrasi pertama dalam  kunjungan dan pariwisata sejarah Samudra Pasai. Alasan kedua letaknya  museum ini di Geudong. Geudong adalah  pusat kosentrasi situs-situs makam  Samudra Pasai. Di sini, hampir semua situs makam-makam inti kesultanan  Malikussaleh berada. Sebagaimana dulunya di sini sebagai pusat  kesultanan Samudra Pasai.

Adapun alasan lainnya, di Geudoeng terdapat komunitas pecinta sejarah  dan mereka aktif mengkaji, memelihara dan menyebarkan sejarah kejayaan  Samudra Pasai. Masyarakat yang tinggal di sini, memiliki perhatian  terhadap benda-benda sejarah dan situs-situs sekitar mereka. Di antara  mereka adalah unsur pimpinan Gampong, unsur tokoh agama dan para  pemuda.

Namun sayangnya, pengelolaan museum saat ini masih bersifat tradisional.  Kebijakan museum yang menganut asas ― leisser Faire‖ dan penataan  koleksi secara umum tidaklah mendukung kondisi masyarakat, kehendak  pengunjung dan keadaan letak lokasi situs-situs makam Samudra pasai. 

Saat ini ada 300 lebih koleksi museum, koleksi benda bersejarah Kerajaan Samudra Pasai di sini (museum) sudah  mencapai 300 lebih, meskipun ada sebagian sama dan terkadang  bentuknya berbeda. Ada juga pihak yang menitipkan koleksi di Museum  Samudra Pasai yang bukan milik kita, namun tidak masalah karena bisa  ditunjukkan kepada masyarakat yang berkunjung ke museum."

Pengelolaan  museum tersebut memang ke depannya harus diarahkan kepada kebijakan  museum khuusus sejarah samudra Pasai. Apalagi dengan koleksinya yang  mencapai lebih dari 300 itu adalah kebanyakan artefak sejarah. 

Namun kelemahannya adalah, pengelolaan artifak tersebut tidak dilakukan  secara museum khas sejarah, tetapi malah bersifat umum, ada dari filologika atau naskah-naskah manuskrip dari  zaman kuno. Kemudian ada numismatika atau mengumpulkan berupa  mata uang. Ada etnografika dan itu banyak yaitu berupa perhiasan, senjata tajam, pakaian, alat rumah tangga, alat  pencaharian.

Pembagian koleksi museum kepada 3 kategori diatas; filologika,  numismatika dan etnographika adalah bagian dari cara pengkategorian  koleksi museum kepada sepuluh kelompok; Geologika atau Geografika,  Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika atau Heraldika,  Filologika, Keramologika, Seni Rupa, serta Teknologika.

Museum Islam Samudra Pasai membutuhkan tenaga ahli yang mengerti dan menguasai kesemua ilmu di atas agar Museum Islam Samudra Pasai tampil dengan konsep sebuah museum Islam yang modern dan di senangi oleh pengunjung museum, peneliti sejarah dan masyarakat umumnya.

Wahai putra putri Samudra Pasai teruslah menimba ilmu dan kembalilah Pasai estafet berikutnya berada ditanganmu.

Related Posts :

0 Response to "Museum Islam Samudra Pasai Terkini"