Jejak Raja Khan di Aceh Utara: Menelusuri Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Makam Raja Khan
Jejak Raja Khan di Aceh Utara: Menelusuri Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Raja Khan dalam konteks KerajaanSamudera Pasai merujuk pada Malik as-Saleh (Meurah Silu), pendiri sekaligus raja pertama kerajaan tersebut yang memerintah dari tahun 1267 hingga 1297 M. Malik as-Saleh dikenal sebagai tokoh yang memeluk Islam dan mendirikan kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Samudera Pasai. Sebelum menjadi raja, ia melakukan peperangan untuk memperluas wilayah kekuasaannya, termasuk melawan Sultan Malik al-Nasar yang menguasai daerah-daerah sekitar seperti Gunung Telawas, Kumbu, dan Pekersang. Pusat kerajaan pada awalnya berpindah-pindah, mulai dari Semerlanga (Samalanga), kemudian Beruana, dan akhirnya menetap di pesisir yang kini dikenal sebagai Samudera Pasai. Masa kepemimpinan Malik as-Saleh menandai awal perkembangan kerajaan yang kemudian menjadi pusat penyebaran Islam di Nusantara.

Makam Raja Khan adalah salah satu situs makam penting yang terletak di Gampong Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Kompleks makam ini dikenal juga dengan nama Jirat Sareh dan menjadi tempat peristirahatan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1267 M oleh Meurah Silu

Di kompleks makam Raja Khan ini, selain Raja Khan yang wafat pada tahun 823 H (1420 M), juga terdapat makam Maulana Qadhi Ibrahim Syarif bi Inayatillah, seorang alim dan zahid terkenal yang wafat pada tahun 914 H (1508 M). Kompleks ini menjadi saksi bisu dari sejarah dan peradaban Islam di Samudera Pasai yang memiliki hubungan erat dengan tokoh-tokoh penting kerajaan tersebut

Lokasi makam ini berada di Jl. Teungku Syarief, Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Situs ini merupakan bagian dari bukti arkeologis keberadaan Kerajaan Samudera Pasai yang juga menyimpan makam para raja di kampung Geudong, Aceh Utara.

Selain Makam Raja Khan, di Aceh Utara juga terdapat kompleks makam lain yang menyimpan jasad para Sultan Samudera Pasai, seperti di kompleks Bate Balee, Desa Meucat, Kecamatan Samudera. Di sana dimakamkan generasi ketiga dari kerajaan Samudera Pasai, termasuk Sultan Shalahuddin dan Sultan Zainal Abidin IV, yang namanya juga tertera pada mata uang dirham masa kejayaan kerajaan tersebut.

Makam Putroe Nahrisyah, seorang ratu yang memerintah Kerajaan Samudera Pasai pada awal abad ke-15, juga terletak di Gampong Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Situs ini menjadi bagian penting dari jejak sejarah kesultanan Pasai yang masih terawat meskipun kurang mendapat perhatian pemerintah. Secara keseluruhan, Makam Raja Khan dan kompleks makam lainnya di Samudera Pasai, Aceh Utara, merupakan peninggalan bersejarah yang sangat penting untuk memahami sejarah dan peradaban Islam pertama di Indonesia serta peran Kerajaan Samudera Pasai dalam penyebaran Islam di Nusantara.

0 Response to "Jejak Raja Khan di Aceh Utara: Menelusuri Sejarah Kerajaan Samudera Pasai"