Transmigrasi Menjadi Gadis Kecil yang Sakti di Desa Nelayan

Laut
Transmigrasi Menjadi Gadis Kecil yang Sakti di Desa Nelayan


Di sebuah kota besar yang sibuk, hidup seorang wanita bernama Aira. Ia adalah seorang pekerja kantoran yang lelah dengan kehidupan monoton. Suatu malam saat pulang kerja, ia mengalami kecelakaan lalu lintas dan kehilangan kesadarannya. Saat membuka mata, Aira tidak berada di rumah sakit, melainkan di sebuah gubuk kayu di pinggir pantai, tubuhnya kini adalah tubuh seorang gadis kecil berusia sekitar 10 tahun.

"Di mana aku?" gumamnya pelan. Ia menatap cermin kecil dan terkejut melihat wajah polos dengan rambut hitam lebat dan mata bulat yang tidak dikenalnya. Tiba-tiba, ingatan asing masuk ke kepalanya tentang seorang gadis yatim piatu bernama Lira yang tinggal di desa nelayan terpencil.

Desa itu bernama Tanjung Biru, sebuah desa kecil di pesisir dengan kehidupan sederhana. Warga desa menggantungkan hidup pada laut. Meski tenang, desa ini sering dilanda badai misterius dan rumor tentang makhluk laut gaib yang menelan perahu nelayan. Lira, atau Aira dalam tubuh barunya, segera menyadari bahwa dirinya kini berada di dunia yang berbeda.

Namun ada hal yang lebih mengejutkan. Sejak kejadian transmigrasi itu, Lira merasakan energi aneh dalam dirinya. Saat tangannya menyentuh air laut, ombak tenang seketika. Saat ia menangis, hujan turun deras. Aira kini memiliki kekuatan sakti yang berkaitan dengan elemen air.

Kekuatan ini menjadi bahan pergunjingan warga desa. Beberapa takut, beberapa kagum. Tapi Lira menggunakannya untuk membantu. Ia menyelamatkan perahu yang hampir karam, menyembuhkan luka nelayan dengan air yang disentuhnya, dan mengusir badai laut dengan nyanyiannya.

Suatu hari, badai besar datang. Lebih dahsyat dari sebelumnya. Dukun desa mengatakan bahwa Raja Laut Murka karena manusia telah melupakan perjanjian kuno. Lira pun mencari tahu lewat kitab tua peninggalan ayah angkatnya, yang ternyata dulunya adalah penjaga laut.

Kitab itu menyebutkan bahwa hanya gadis dengan darah penjaga laut yang bisa memanggil Raja Laut. Lira, ternyata adalah keturunan langsung sang penjaga. Ia memanggil Raja Laut dengan nyanyian kuno, dan muncullah sosok besar menyerupai naga laut dari tengah badai.

"Wahai anak darah penjaga, mengapa kau memanggilku?" tanya sang Raja Laut.

"Aku ingin perdamaian, agar badai ini berhenti. Kami manusia ingin memperbaiki kesalahan kami," kata Lira tegas.

Raja Laut menguji ketulusan Lira. Ia memberinya pilihan: mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan desa atau membiarkan badai menghancurkan semuanya. Dengan berani, Lira memilih berkorban. Namun, karena ketulusannya, sang Raja malah memberikan berkat. Lira tidak mati, melainkan dianugerahi kekuatan untuk menjadi pelindung laut dan desa.

Sejak hari itu, desa Tanjung Biru menjadi makmur. Ikan melimpah, badai tak lagi datang, dan Lira menjadi legenda hidup. Ia tetap tinggal sebagai gadis kecil, namun dengan jiwa dewasa dari Aira yang bijaksana. Kini, ia bukan hanya anak yatim, tapi penjaga lautan yang sakti.


Related Posts :

0 Response to "Transmigrasi Menjadi Gadis Kecil yang Sakti di Desa Nelayan"