Sampah di Kota CDOB Perbatasan

 Sampah di Kota CDOB Perbatasan

Judul Asli : Revolusi Mental Diharapkan Menjadi Solusi Dalam Mengatasi Problematika. Sampah di "Kota CDOB Perbatasan."

Gerakan Revolusi Mental dalam konteks kedaerahan adalah upaya secara bersama-sama (kolektif), baik sebagai penyelenggara pemerintahan, pelaku dunia usaha, maupun masyarakat, untuk mewujudkan tatanan dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan melalui internalisasi nilai-nilai strategis yang terdapat pada daerah tersebut.

Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk mengarahkan masyarakat agar menjadi insan berhati mulia, berkemauan prima serta bersemangat tinggi dalam mengatasi problema yang dihadapinya.

Gagasan revolusi mental di negeri ini pertama kali dikumandangkan oleh Presiden RI. pertama Ir. Soekarno 65 tahun yang lampau, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI. 17 Agustus 1956.

Sampah di Kota CDOB Perbatasan
Sampah Plastik


Sampah di Kota CDOB Perbatasan

Dalam kehidupan sehari-hari, gerakan revolusi mental bertujuan untuk menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong. Dalam gerakan ini para pemimpin formal maupun informal dan aparatur pemerintah diharapkan menjadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental.

Untuk kabupaten Aceh Utara, Gerakan Revolusi Mental ini sudah pernah kami praktikkan pada akhir tahun 2016 silam dalam upaya pemberantasan praktik Illegal fishing di perairan teritorial aceh utara yang dilakukan oleh 676 nelayan lokal di 5 (lima) kecamatan pesisr, dengan cara mengetuk hati dan memberi pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan dan sumberdaya, melalui tema : "Langkah Aksi Penertiban Illegal Fishing Melalui Gerakan Revolusi Mental Di Kabupaten Aceh Utara", dan mendapatkan respon yang sangat luar biasa dari semua stakeholder, baik didaerah hingga ke pusat. Sehingga hari ini perairan laut teritorial kita sudah bebas dari praktik penangkapan ikan yang merusak lingkungan.

Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi warga "kota CDOB perbatasan" yang saat ini sedang menghadapi problema penanganan sampah yang eskalasinya semakin menanjak dan belum ada solusi yang tepat untuk berakhir.

Permasalahan sampah sebenarnya masalah klasik dan umum terjadi dimana saja. Maka penangannya juga tidak ada yang luar biasa.

 

Adapun langkah-langkah solutif yang mesti ditempuh dalam menangani masalah sampah rantara lain :

(1). Menyediakan container pada tempat yang dianggap tepat. (tidak dekat dengan masjid, sekolah, dll.).

(2). Menentukan jadwal pengangkutan Truck sampah dengan opname sampah dari warga, sehingga tidak ada sampah yang tersisa dan mengendap untuk menghindari polusi udara.

(3). Melaksakan gotong-royong secara rutin dan berkala dengan melibatkan semua unsur (aparatur pemerintah, pimpinan impormal, pelaku dunia usaha dan masyarakat dan bila diperlukan libatkan para siswa dan pramuka).

(4). Membuat regulasi terkait sistem penanganan sampah yang baik, guna mengatur : (hak/ kewajiban, anggaran/iuran, jadwal pengangkutan/opname sampah, dan denda, dll.)

(5). Melakukan sosialisasi terkait penanganan sampah terutama sampah plastik di setiap sekolah, dayah, gampong/ meunasah dan mesjid-mesjid

(6). Mengupayakan tersedianya peralatan pengolahan sampah yang refesentatif, guna untuk mengolah sampah basah (organik) menjadi kompos (pupuk) dan mengolah sampah plasti menjadi butir-butiran (bubur) plastik.

(7). Memberikan himbauan kepada semua pemilik/pengelola Cafe, Warung, Rumah Makan dan Restoran yang menyediakan minuman/makanan dengan menggunakan media wadah plastik/stereform, untuk lebih ekstra hati-hati dalam penangan sampah.

Sampah di Kota CDOB Perbatasan

(8). Refungsionalkan kembali Kaki lima (K-5) sebagai prasarana/jalur untuk berlalu-lalang pembeli, bukan sebagai tempat penjangan barang pedagang. Bukankah "pembeli sebagai Raja?".

(9). Menghimbau agar pada setiap muka toko dapat disediakan masing-masing satu Tong Sampah, dan menanam satu batang pohon/bunga untuk keindahan kota.

Demikian secuil celotehan malam sebagai tanda keprihatinanku, mungkin dapat bermanfaat dan berguna untuk menambah referensi dan sebagai sumbang saran untuk para penentu kebijakan di "kota CDOB perbatasan".

Penulis : Ramli Usman

0 Response to "Sampah di Kota CDOB Perbatasan"