Menata Diri Dan Lingkungan
Terkadang manusia terlalu disibukkan dan berlebihan dengan menata diri dan penampilan. Terlebih bagi kaum Ibu, misalnya saat akan pergi pada suatu acara atau kegiatan. Dicarilah baju yang paling ok, agar terlihat wah. Bahkan mempersiapkan baju baru dengan harga yang menakjubkan. Begitu pula dengan riasan wajah, aksesoris, cara pemakaian khimar hingga alas kaki pun tak luput dari perhatian.
Begitulah karakter manusia sebagai makhluk sosial. Malu dianggap tak layak penampilannya oleh orang lain. Sehingga begitu memperhatikan dirinya sendiri dari ujung rambut hingga ujung kuku.
Menata Diri Dan Lingkungan |
Menata Diri Dan Lingkungan
Namun terkadang, mereka lupa bahwa pada hakikatnya kehidupan dunia ini tidak hanya cukup menata diri, tapi juga berkewajiban untuk menata lingkungan tempat dimana kita berdomisili. Menata lingkungan merupakan suatu amal kebajikan. Sebalik mengabaikannya adalah sebuah kedhaliman.
Ironis memang kalau kita melihat penampilan, banyak saudara saudara kita berpenanpilan bak "seorang Sulthan", begitu juga kaum perempuan bergaya melebihi dari seorang "Isteri Sulthan", namun berbanding terbalik dengan lingkungan "kumuh" tempat mereka tinggal.
Sikap apatis terhadap kondisi lingkungan yang buruk, baik oleh penguasa atau masyarakat adalah cerminan "lemahnya Iman" suatu kaum. Manusia yang diberi kelebihan dari makhluk lain ciptaan Nya dijadikan sebagai (khalifah Filardh) untuk menata bumi dan segenap isinya untuk untuk kemaslahatan umat manusia dan makhluk makhluk lainnya.
Allah SWT sebagai penguasa jagat raya secara langsung kelak akan meminta pertanggungjawaban terhadap seluruh amanah tersebut. Rasulullah SAW. dalam sebuah sabda “Sesungguhnya Allah SWT. tidak melihat kepada rupa dan harta kekayaanmu, tetapi Allah melihat Hati dan Amal perbuatanmu.”
Menata Diri Dan Lingkungan
Menata Diri Dan Lingkungan |
Nah, jika di dunia saja kita berperilaku buruk dalam penataan lingkungan (bumi), mestinya kita malu karena berperilaku tak layak. Apalagi di hadapan Allah SWT. kelak. Alangkah ruginya bila ternyata Allah menilai kita juga tak layak sebagai hamba penghuni Surga Nya. (Ramli Usman)
0 Response to "Menata Diri Dan Lingkungan"
Post a Comment