Mati Sebagai Pemenang
Syeikhul Islam
-rohimahulloh- mengatakan, setelah beliau menyebutkan firman Allah ta'ala:
"Telah berlaku ketetapan Kami untuk para hamba Kami yang menjadi rasul, bahwa sungguh
mereka benar-benar golongan yang dimenangkan". [QS. Ash-Shoffat: 172-173]
Mati Sebagai Pemenang
Sebagian orang tidak bisa
memahami ayat ini dan mengatakan:
"Sebagian dari mereka
telah dibunuh, bagaimana mereka dikatakan menang?!"
Maka jawabannya:
Terbunuhnya seseorang
apabila dengannya Agama dan pengikutnya menjadi mulia, maka itu merupakan
penyempurna kemenangan.
Karena kematian adalah
suatu keniscayaan, sehingga bila seseorang mati tapi dengannya dia menjadi
bahagia di akherat , maka ini adalah puncak kemenangan.
Sebagaimana keadaan Nabi
kita -shollallohu alaihi wasallam-, banyak dari sahabatnya yang mati syahid dan
mereka menuju kepada kemuliaan yang paling agung, sedang sahabatnya yang masih
hidup menjadi mulia dan menang.
Jadi orang yang dibunuh
seperti ini, terbunuhnya dia akan menjadi penyempurna kemenangannya dan
kemenangan para pengikutnya.
Dan termasuk dalam bab ini;
hadits riwayat muslim yang menjelaskan tentang seorang ghulam (anak kecil
lelaki) yang mengikuti agamanya seorang rahib dan meninggalkan agamanya tukang
sihir.
Lalu mereka ingin membunuhnya berkali-kali tapi mereka tidak mampu, sehingga ghulam itu mengajari mereka bagaimana membunuh dirinya, dan ketika dia terbunuh, berimanlah seluruh manusia, sehingga ini merupakan kemenangan untuk agamanya.
Oleh karenanya, ketika Umar
bin Khottob dibunuh di tengah-tengah kaum muslimin sebagai syahid; dibunuh pula
pembunuhnya.
Begitu pula ketika Utsman
dibunuh sebagai syahid; dibunuh pula para pembunuhnya dan golongannya menjadi
menang.
Begitu pula ketika Ali
dibunuh oleh kelompok khowarij dengan menghalalkan darahnya; mereka termasuk
orang yang diperintahkan Allah dan Rosulnya untuk dibunuh, dan mereka (setelah
itu) selalu dikalahkan oleh golongan Ahlussunnah Waljama'ah, dan hal tersebut
tidaklah menghalangi kemuliaan Islam dan pemeluknya.
Apalagi para nabi yang
dahulu dibunuh itu telah dibalaskan oleh Allah, sampai ada yang mengatakan dari
darahnya (Nabi) Yahya bin Zakariya ada sebanyak 70 ribu orang yang terbunuh
karenanya.
[Almasa'il wal Ajwibah,
hal: 218-219].
Mati Sebagai Pemenang
Kesimpulannya: bahwa para
pembela Agama Allah dan Sunnah Nabi-Nya akan menjadi pemenang, apapun
keadaannya.
Dan kemenangan tersebut
bisa dilihat dari 3 sisi
1.Agama yang
diperjuangkannya akan selalu dijaga dan dimenangkan oleh Allah azza wajall.
2.Bila dia terbunuh karena
membela Agama Allah, maka dia menjadi syuhada', dan tentunya ini jauh lebih
baik daripada keadaan musuhnya, yang nantinya juga pasti mati walaupun dg cara
biasa.
3.Allah akan membalaskan
kejahatan musuhnya dengan cara-Nya sendiri, dan itu bukanlah hal yang sulit
bagi-Nya. Wallohu a'lam.
Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad
Dariny, MA
Dewan Pembina Yayasan
Risalah Islam
Oleh: Mutiara Risalah Islam
0 Response to "Mati Sebagai Pemenang"
Post a Comment