![]() |
Khanduri Molod Aceh: Tradisi Maulid Nabi yang
Penuh Makna dan Kebersamaan |
Makna
filosofis dari hidangan bu kulah dalam khanduri molod Aceh sangat dalam dan
sarat nilai. Bu kulah, berupa nasi putih yang dibungkus daun pisang dan
berbentuk seperti tumpeng kecil, melambangkan kesederhanaan serta ketulusan
hati dalam berbagi antar sesama. Hidangan ini tidak menggunakan bumbu
khusus dan disajikan apa adanya, mencerminkan nilai keikhlasan serta kerendahan
hati masyarakat Aceh dalam menjamu tamu dan berbagi rezeki.
Selain
itu, bu kulah juga menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong. Tradisi
menyajikan dan menikmati bu kulah bersama-sama dalam perayaan khanduri molod
memperkuat rasa solidaritas, mempererat silaturahmi, dan menumbuhkan semangat
saling membantu di antara warga. Dengan demikian, bu kulah bukan sekadar
makanan, melainkan juga media untuk menanamkan nilai-nilai luhur seperti
kesederhanaan, keikhlasan, serta kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Khanduri
Molod adalah tradisi khas masyarakat Aceh dalam memperingati Maulid NabiMuhammad SAW. Tradisi ini memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan perayaan
Maulid di daerah lain di Indonesia, baik dari segi durasi, ritual, maupun makna
sosial-budayanya.
KhanduriMolod di Aceh tidak hanya berlangsung satu hari, melainkan selama tiga bulan
berturut-turut, dimulai dari bulan Rabiul Awal, dilanjutkan ke Rabiul Akhir,
hingga Jumadil Awal. Perayaan ini dilakukan secara bersama-sama oleh warga
desa (gampong) di meunasah (musala) atau masjid setempat. Selain di tingkat
desa, khanduri molod juga sering digelar di tingkat keluarga, khususnya untuk
nazar atau syukuran tertentu.
Kegiatan utama
meliputi doa bersama, pembacaan shalawat, ceramah agama, serta pembacaan
syair-syair yang mengagungkan Allah dan Rasulullah. Salah satu ciri khasnya adalah makan bersama.
Masyarakat secara gotong royong menyiapkan dan menyajikan hidangan tradisional
khas Aceh.
Khanduri
molod bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi simbol identitas
budaya Aceh, memperkuat solidaritas sosial, dan menanamkan nilai-nilai moral
serta spiritual kepada generasi muda. Tradisi
ini dianggap sebagai bentuk syukur atas rezeki dan nikmat yang diberikan Allah
SWT, serta sebagai sarana untuk memperbaiki "gizi spiritual"
masyarakat agar semakin mencintai dan meneladani Rasulullah.
Dari
sisi antropologis, khanduri molod merupakan hasil interaksi antara ajaran Islam
dan budaya lokal Aceh, sehingga menjadi tradisi yang sangat dijaga dan
diwariskan secara turun-temurun. Khanduri Molod adalah salah satu warisan
budaya dan keagamaan terbesar di Aceh yang menggabungkan unsur ibadah, sosial,
dan budaya. Tradisi ini tidak hanya memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW,
tetapi juga memperkuat persatuan, gotong royong, dan kepedulian sosial di
tengah masyarakat Aceh. Khanduri molod menjadi simbol kebanggaan dan identitas
Aceh yang terus dilestarikan hingga kini.
0 Response to "Khanduri Molod Aceh: Tradisi Maulid Nabi yang Penuh Makna dan Kebersamaan"
Post a Comment