Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh

Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh

Merujuk pada laporan Komisi Nasional Plasma Nutfah Indonesia bahwa perairan umum daratan Indonesia mengandung kekayaan plasma nutfah ikan yang jenisnya sangat banyak. Kekayaan plasma nutfah perairan umum daratan, disebutkan terdapat sekitar 2.000 jenis ikan, atau lebih 25 persen dari semua jumlah jenis ikan yang ada di dunia.

 

Perairan umum daratan memegang peranan penting bagi dunia perikanan nasional. Salah satunya, karena perairan tersebut bisa diakses lebih mudah, murah namun dapat menghasilkan komoditas perikanan bernilai ekonomi tinggi dan disukai masyarakat.

Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh
Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh


Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh

Ikan-ikan yang hidup dalam air tawar, bisa ditemukan pada habitat air yang mengalir (lotik) seperti sungai, dan pada air yang menggenang (lentik) seperti danau, waduk, dan rawa.

 

Indonesia memiliki total luas perairan umum daratan mencapai 55 juta ha. dengan rincian, luas perairan sungai 11,95 juta ha, perairan danau/waduk 2,1 juta ha; dan perairan rawa 39,4 juta ha.

 

Namun di sayangkan, sampai saat ini, terutama di Aceh belum ada peraturan (qanun) yang mengatur kawasan perairan umum daratan. Untuk itu perlu didorong penerbitan regulasi di Aceh yang merupakan kearifan lokal agar bisa mengatur dan mengelola perairan umum daratan dengan baik dan bermartabat.

 

Dengan adanya regulasi diharapkan akan menjadi payung dalam mengatur pengelolaan dan pemanfaatan perikanan umum daratan di Aceh. Melalui perencanaan tata ruang, persiapan rencana pengelolaan perikanan (RPP), konservasi, budidaya ikan, penelitian serta pengembangan perikanan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

 

Salah satu manfaat pengelolaan perairan umum daratan, adalah penyelamatan ikan-ikan endemik yang terancam punah. Perairan umum di Aceh, terdapat berbagai jenis ikan yang benilai ekonomis tinggi seperti ikan belutu (Oxyeleotris marmorata), ikan kerling (Tor tambroides) dan udang galah (Macrobrachium rosenbergii) yang statusnya terancam punah. Ikan-ikan tersebut, mendiami ekosistem di sungai, waduk, dan danau, serta menjadi buruan warga karena rasanya yang lezat dan harganya juga menggiurkan.

 

Dalam pemburuan atau penangkapan  ikan-ikan berekonomis tinggi di perairan umum daratan Aceh, praktiknya nyaris sama dengan yang digunakan di perairan laut, yakni menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan baik (illegal fishing) maupun menggunakan alat dan bahan perusak (destructif fishing).

 

Untuk mengatasi praktik illega fishing dan destructif fishing sangat diperlukan kebijakan yang bisa mengatur dan mengelola perairan umum daratan secara baik dan berkelanjutan.

 Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh

Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh
Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh

Maka kehadiran regulasi sangat penting untuk dimunculkan, karena perairan umum daratan disamping menghasilkan komoditas bernilai ekonomis juga penting sebagai penyedia protein hewani murah untuk masyarakat setempat, terutama masyarakat yang dipedalaman.

 

Tanpa ada pengelolaan yang baik, komoditas yang dihasilkan dari perairan umum daratan lambat laun sumber dayanya akan habis (punah), karena pengelolaan yang sembarangan dan eksploitasi yang berlebihan.

 

Ramli Usman, S.Pi.

Analis Kelautan dan Perikanan

 

[Disarikan dari berbagai sumber]


0 Response to "Pengelolaan Perairan Umum Untuk Kebaikan Bersama Di Aceh"