Isteri Durhaka Buah Dosa
كَانَ الشَّيْخُ أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ أَبِي زَيْدٍ مِنَ الْعِلْمِ وَالدِّينِ فِي الْمَنْزِلَةِ وَالْمَعْرِفَةِ. وَكَانَتْ لَهُ زَوْجَةٌ سَيِّئَةُ الْعِشْرَةِ وَكَانَتْ تُقَصِّرُ فِي حُقُوقِهِ وَتُؤْذِيهِ بِلِسَانِهَا، فَيُقَالُ لَهُ فِي أَمْرِهَا وَيُعْذَلُ بِالصَّبْرِ عَلَيْهَا، فَكَانَ يَقُولُ:
Syaikh Abu Muhammad bin Abu Zaid itu memiliki kedudukan istimewa dalam ilmu dan ketakwaan dan beliau dikenal dengan itu semua. Meski demikian beliau memiliki isteri yang buruk dalam memperlakukan suaminya. Isteri sering tidak menunaikan hak-hak suami dan suka menyakiti suami dengan lisan dan kata-katanya. Perilaku isteri yang demikian itu disampaikan kepada beliau dan beliau pun dicela karena demikian sabar dengan perilaku isteri. Respon beliau sangat mengejutkan.
Isteri Durhaka Buah Dosa
أَنَا رَجُلٌ قَدْ أَكْمَلَ اللَّهُ عَلَيَّ النِّعْمَةَ فِي صِحَّةِ بَدَنِي وَمَعْرِفَتِي وَمَا مَلَكَتْ يَمِينِي، فَلَعَلَّهَا بُعِثَتْ عُقُوبَةً عَلَى ذَنْبِي فَأَخَافُ إِنْ فَارَقْتُهَا أَنْ تَنْزِلَ بِي عُقُوبَةٌ هِيَ أَشَدُّ مِنْهَا.
"Aku adalah seorang laki-laki yang telah diberi nikmat yang lengkap dari Allah berupa badan sehat, ilmu dan harta. Boleh jadi Allah kirimkan isteriku tersebut karena dosa-dosaku. Aku khawatir jika kuceraikan akan ada hukuman yang lebih berat dibandingkan dirinya”.
📚 Tafsīr al-Qurṭubi, al-Jāmi’ li Aḥkām al-Qur’ān 5/98, Dār al-Kutub al-Miṣriyyah.
Yang paling “bengkok” dari wanita adalah lisan dan perkataannya.
Oleh karena itu gangguan yang paling sering didapatkan oleh suami dari isterinya adalah gangguan lisan dengan berbagai bentuknya.
Di antara berupa gangguan lisan yang sering terjadi:
- ucapan ketus,
- cerewet sampai berbusa-busa,
- komentar negatif yang tidak kunjung berhenti karena demikian panjang seperti kereta api saat jengkel dengan suami,
- diksi-diksi yang sangat tepat untuk membuat hati suami tersakiti,
- berulang-ulang menyebutkan secara detail kekurangan suami sejak awal pernikahan,
- hobi menyalahkan suami dalam berbagai hal yang dilakukan suami tanpa persetujuan isteri dll.
Menyikapi gangguan isteri yang tak kunjung berhenti ada suami-suami hebat sebagaimana ulama di atas yang biasa disebut Ibnu Abi Zaid al-Qarawāni, seorang ulama besar Mazhab Maliki di zamannya yang memiliki gelar “Imam Malik kecil”. Beliau wafat di kota Qairawān Tunisia pada tahun 386 H.
Ada juga suami yang pada akhirnya kehabisan kesabaran menghadapi isteri semisal ini sehingga dia menceraikannya. Opsi cerai dalam hal ini bukanlah hal yang tercela bahkan opsi yang Nabi benarkan.
Di antara motivasi yang mendorong untuk tetap mempertahankan isteri yang lisannya demikian menyakitkan hati suami adalah kesadaran bahwa ini adalah sebuah musibah yang sangat mungkin terjadi sebagai dampak dosa-dosa yang telah dilakukan di masa terdahulu. Oleh karena, cerai belum tentu opsi terbaik karena tidak menutup kemungkinan setelah cerai suami malah mendapatkan ‘musibah’ dan derita yang jauh lebih berat.
Dampak dosa di dunia tidak mesti berupa hal-hal yang demikian sadis dan mengerikan semisal ketabrak mobil atau tersambar halilintar. Boleh jadi omelan isteri adalah bagian dari dampak negatif dosa. Demikian pula sebaliknya sikap kasar suami boleh jadi adalah buah dari dosa yang dilakukan oleh isteri.
Seorang muslim ketika mengevaluasi diri lebih cenderung mencari faktor kesalahan dari diri sendiri dan tidak gemar menjadikan orang lain sebagai kambing hitam.
Orang yang memiliki kedudukan istimewa dalam ilmu dan takwa itu belum tentu mendapatkan nikmat rumah tangga yang bahagia. Bahkan boleh jadi ujian terberat yang didapatkan malah dari pasangan isteri/suami dan anak.
Isteri Durhaka Buah Dosa
Rumah tangga yang awet itu belum tentu karena cinta boleh jadi karena pertimbangan yang lain semisal keberadaan anak-anak, khawatir mendapatkan pengganti yang lebih menyakitkan dll.
🤲 Semoga Allah mudahkan penulis dan semua pembaca tulisan ini untuk menjadi suami atau isteri yang membuat bahagia pasangan hidupnya. Aamiin.
✍️ Dr. Aris Munandar, SS, MPI
🏘️ Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
NB:
📮 Mohon dishare sebanyak-banyaknya. Moga Allahﷻ catat sebagai amal jariyah.
⛔ Dilarang mengubah teks tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari penulis.
0 Response to "Isteri Durhaka Buah Dosa"
Post a Comment