Seorang lelaki tua terbaring lemah di rumah sakit. Sementara seorang anak muda datang menjenguknya setiap hari dan menghabiskan waktu berjam-jam bersama lelaki tua itu.
Anak muda itu menyuapinya makanan, membersihkan badannya, dan membimbingnya berjalan-jalan ditaman, lalu membantunya kembali berbaring. Anak muda itu baru pergi setelah merasa bila kondisi lelaki tua itu sudah bisa ditinggal.
Manisnya Sebutir Permen
Suatu ketika perawat yang datang memberi obat dan memeriksa kondisi Bapak tua itu, sambil berkata, “Bapak punya anak yang baik dan berbakti. Setiap hari dia datang untuk mengurus Bapak".
"Sungguh beruntung ya, Pak...?!”
Lelaki tua itu memandang perawat itu sejenak, lalu memejamkan kedua bola matanya. Dengan nada sedih, lelaki tua itu berkata, “Saya berangan-angan, seandainya dia adalah salah satu dari anak-anak saya".
"Sebenarnya, Ia adalah anak Yatim yang tinggal dilingkungan tempat tinggal kami. Dulu sekali waktu, saya melihat dan mendapatinya sedang menangis setelah kematian Ayahnya. Dan ketika itu saya pun mencoba untuk menghiburnya, serta #membelikan_permen_untuknya
Setelah itu saya tidak pernah tahu lagi keadaannya, apalagi berbincang-bincang dengannya.
Kemudian ketika ia tahu kalau saya dan Istri hanya tinggal berdua saja, Ia pun sering berkunjung setiap hari ke rumah untuk memastikan kami dalam keadaan baik-baik saja.
Ketika kondisi fisik saya mulai menurun, Ia mengajak saya dan Istri saya tinggal di rumahnya, lalu secara rutin membawa kami ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan kami.
"Saya pun pernah bertanya padanya,"
‘Nak, mengapa engkau menyusahkan diri untuk mengurus kami..?"
Sambil tersenyum anak muda itu menjawab ; "#Manisnya_permen_dari_Bapak, #masih_terasa_dimulut_saya_Pak...’!”
Saudaraku...!
Orang yang baik hatinya pasti akan mendapatkan imbalan yang baik pula
dari #Sang_Maha_Baik.
Maka
Jangan memikirkan untung/rugi ketika kita mempunyai kesempatan untuk membantu
orang-orang yang perlu bantuan. Lakukan saja perbuatan baik secara rutin dan
berkelanjutan atau secara spontan, dengan hati yang tulus dan ikhlas.
Apa yang kita tanam, Insya Allah itu pula yang akan kembali, untuk kita tuai dan panen kembali pada kita dikemudian hari, dan bahkan dengan hasil yang berkelimpahan.
Mari Berbuat Kebaikan
(Fastabikul khairat)
0 Response to "Manisnya Sebutir Permen"
Post a Comment